Friday, October 20, 2017

P.S. I Like You (Kasie West)



P.S I Like You - Kasie West


"Seluruh kepura-puraanku harus berhenti saat aku memperhatikannya melipat kertasnya menjadi empat lalu menyelipkannya di bawah meja. Aku bergegas ke luar ruangan, tanpa menoleh lagi, sebelum ia melihatku" (hal. 156)

Jujur aja, baca buku ini serasa flashback, gimana rasanya naksir sama orang dan punya teman laki-laki di sekolah dan nyebelin maunya ngajak berantem terus, tapi lama-lama jadi saling suka.
#eh

Buku ini manis, simpel, keseharian remaja-remaja lah, karena aku sendiri yakin, pasti kalian-kalian pun pernah merasakan hal serupa.

8 dari 10 versi aku untuk genre romantis.



***

Simpel Sinopsis


Ini tentang Lily Abbot, seorang remaja yang di sekolah dianggap rada aneh sama teman-temannya karena dari segi penampilan yang terkesan nyentrik dan kurang gaul dibanding mereka. Selera musiknya pun band-band indie dan hampir semua orang nggak ada yang kenal kalau itu musik apa. Lily ini punya sahabat namanya Isabel, yang manis sekali tingkahnya (karena setelah baca buku ini, suer, aku berasa pengen punya sahabat kayak si Isabel ini) dan punya pacar namanya Gabriel.

Kisahnya sih simpel, Lily ini ikut kelas kimia di jam keempat. Dan dia nggak suka banget sama pelajaran itu. Dia punya kebiasaan nulis-nulis coretan dia di buku catatannya, yang suatu saat ketahuan gurunya dan diambil lah bukunya. Merasa nggak ada media lagi buat dia coret-coret, iseng lah dia nulis-nulis sesuatu di meja nya.

Nggak disangka, ternyata di kelas kimia berikutnya, ada yang "balas" tulisan dia di meja. Karena Lily merasa nanti meja nya penuh tulisan, lebih baik dia ganti balas tulisan dari "seseorang"itu di sebuah kertas dan dia simpan di bawah meja (mungkin kalau meja belajar model yang papan kayak tempat-tempat les atau di kelas kuliahan kan kadang suka ada tabung sanggahan tuh di bawah mejanya, aku berimajinasinya sih dia ngumpetin suratnya disitu. AHAHAHA)

Ternyata, terus berlanjutlah mereka (Lily dan seseorang yang tidak diketahuinya ini) saling balas-balasan surat. Bagi Lily, kegiatan ini jadi hal yang selalu ditunggu-tunggu dia, dan malah buat dia  semangat buat ikut kelas Kimia (tetap bukan untuk perhatiin pelajarannya sih).

Lily ini naksir sama seorang kakak kelas (satu tingkat diatas dia, versi ceritanya sih begitu), namanya Lucas. Lucas ini digambarkan kayak laki-laki cool, yang suka dengerin musik (pakai earphone gitu) kemana-mana, lebih suka menyendiri, pokoknya nggak suka nyari masalah deh. Isabel pun tahu kalu si Lily ini suka sama Lucas dan sering nyemangatin dia buat ngedeketin. Tapi memang dasarnya Lily ini juga nggak PD-an yaa jadinya gitu doang deh. Cuma seneng ngeliatin dan hal-hal remeh lainnya.

Lily ini punya julukan di sekolah, Si Magnet. Julukan ini didapat dari temannya, Cade Jennings. Dulu dia ini pacarnya Isabel, tapi karena si Lily ini udah sebel banget sama dia berkat julukannya yang dianggap Lily telah mempermalukan nya, jadi mereka berdua sering berantem lah. Bahkan kadang Lily merasa Isabel nggak pantes untuk pacaran sama Cade.

Selain berkisah tentang surat menyuratnya Lily, ini juga berkisah tentang Lily yang suka musik, suka main gitar dan nulis lirik lagu, cuma NGGAK PEDE. Dan suatu saat dia lihat ada iklan lomba nulis lagu di koran dan berniat buat ikutan.

Jadi, siapa teman "surat-suratan" nya Lily? Terus, jadi PD nggak dia buat ikutan lomba lagu nya itu? Terus jadinya si Lily ini beneran sama si Lucas kah?

***

Alasan kenapa 8 dari 10

Seriously, aku suka cerita yang disuguhi oleh Kasie West ini, manis, menggemaskan tapi nggak lebay kayak FTV-FTV. Karena kayak diawal aku bilang, ini kisah yang lumrah banget dirasakan cewek-cewek remaja.

Pertama, suka buku ini karena covernya. Yaaaa, buat aku pribadi, "don't judge a book by its cover" kadang nggak ngaruh buat aku. Aku lebih sering beli buku lihat cover dan sinopsis dibelakang bukunya. Nah, termasuk buku P.S I Like You ini. Covernya buat aku simpel dan manis, warna nya juga aku suka, dan itu buat aku penasaran. Btw, ini penerbitnya Spring, dan aku pun udah cukup banyak juga beli buku-buku terbitan mereka, dan overall aku selalu suka cover yang mereka buat. 

Kedua, meskipun di bab-bab awal aku merasa ada bahasan yang terkesan membosankan, tapi nggak banyak kok, cuma sampai halaman awal-awal. Selanjutnya, aku menikmati alur cerita yang kiyut, menggemaskan, manis (kenapa manis terus sih? Abis aku bingung menggambarkan nya dengan kata-kata selain manis tuh apa. HAHAHA). Jalan ceritanya pun juga menyenangkan, aku nggak full membaca tentang bagaimana si Lily ini main surat-suratan dengan sahabat pena misteriusnya, tapi juga ada konflik-konflik lain yang dihadapi Lily, misalnya ketika dia dengan Lucas, bagaimana Lily menghadapi keluarganya yang unik tapi buat aku berpikir "hei Lily, keluarga yang sebenernya tuh yang kayak kamu miliki!", bagaimana dia berurusan sama cewek di sekolahnya yang juga agak nyebelin, namanya Sasha, bagaimana kisah persahabatannya Lily dengan Isabel. Banyak yang disuguhi penulis dan itu membuat bacaan menjadi tidak membosankan.

Ketiga, penokohan yang oke. Aku bisa sangat bebas berimajinasi saat baca buku ini. Aku membayangkan tokoh-tokohnya seperti apa. Aku suka tokoh Lily yang digambarkan penurut sama orang tua nya, mau merelakan nggak jadi keluar pergi sama Isabel demi menjaga adik-adiknya di rumah, cara Lily mengasuh adiknya yang ketika adiknya rewel atau melakukan kesalahan tapi dia tetap bijak. Lily yang harus menghadapi kakaknya juga yang kadang nyebelin tapi sebetulnya dia juga sayang sama Lily. Atau ketika Lily ini mengucapkan obrolan yang bersifat sarkas tapi seru aja bacanya.

Dan Isabel. Aku suka apapun yang ada di diri Isabel. Aku ngerasa, "gila nih orang, merelakan apa aja demi sahabatnya". Dia bahkan kalau pergi jalan sama Gabriel ngajak Lily, apapun tetap melibatkan Lily.

Keempat, gaya bahasa penulis yang bisa buat aku jadi kayak ngerasain hal yang serupa kayak si tokoh-tokoh itu. Seperti, kisah Lily dan Lucas, bagaimana rasanya suka sama orang cuma dari lihatin doang dan nggak berani nyapa, rasa deg-deg-an nya, saat akhirnya si cowok nyapa "hai" dan bahkan ternyata tahu nama kamu! Saat ngajak pergi bareng dan terutama saat si cowok yang kamu taksir ternyata juga naksir kamu dan ngaku kalau suka. Wow. Hampir di bagian part Lily dan Lucas ini aku turut "ngerasain". HAHAHA

Ada part lagi yang buat aku juga suka, disaat Jonah (adiknya Lily) yang dituduh sama Lily karena ngerusakin gitarnya. Pas Jonah ini minta maaf sama Lily tapi tetap bilang kalau bukan dia yang ngelakuin, uuuuh, aku ngebayangin, Jonah ini diceritakan masih kecil, adiknya paling kecil, dan dia minta maaf sama Lily dengan takut-takut, pokoknya maniiiis lah. Dan saat Lily dengan Isabel berantem. Rasanya, marahan nya pun nggak lebay tapi malah maniiis (Manis lagi istilah lu). Sumpah, aku pengen punya sahabat kayak Isabel.

Kelima, meskipun aku udah agak-agak menebak siapa yang balas-balasan surat sama Lily, tapi aku tetap menikmati setiap jalan ceritanya. Tapi ketika si orang ini mengakui siapa dia sebenernya, bahkan ngakuin secara langsung, wah part ini bikin aku melting. Suer.

Negatifnya? Apa ya? Paling aku nggak terlalu suka di bagian ketika Lily ini akhirnya udah jadian sama si X. Diceritain suatu waktu, oleh Sasha buku catatannya di rebut, ada puisinya Lily yang berhubungan sama si X ini dan dibacain di suatu acara sekolah kayak pertunjukan ekskul gitu lah dimana murid-murid pada kumpul. Terus si X nya ini kabur gitu lah, Lily nyariin, sampai kemana-mana nggak nemuin, sampai akhirnya ketemu dan minta maaf, nanyain apakah si X ini marah apa nggak sama dia dan dijawab nggak marah. Terus alasannya karena si X ini kabur gitu aja karena dia akhirnya dapat surat dari ayahnya.

Apa ya? Nggak jelas gitu lah part ini. Kalau marah yaaa marah, kalau nggak yaa nggak usah kabur ngilang, nyusahin si Lily nyari kesana kemari gitu lah. Aneh aja bagian yang ini. Sama satu lagi, bagian Mark dan Ashley. Apa sih si Mark ini? Waktu diajak ke rumah Ashley (btw, Ashley ini kakaknya Lily dan Mark adalah pacarnya) pas Thanksgiving, nggak tahan lama disana. Buru-buru balik. Terus, kelanjutannya mereka kayak apa, nggak jelas lah dia. 

Kok jadi aku yang sewot? 😧

Dan ending. Kisah Lily dan percintaannya sudah clear, tapi kisah Lily yang ikut lomba ini masih gantung banget. Cuma diceritain dia nyanyiin lagu di depan someone yang udah jadi cowoknya terus udah deh. Emang sih di akhirnya narasi nya bilang, kalau lagu ini nggak peduli nanti menang atau nggak, yang penting lirik ini udah berani dijadikan sebuah lagu dan dinyanyikan sama Lily. Tapi yaa kurang aja rasanya.

Tema bukunya yang simpel ini lah mungkin bagi yang suka genre romantis kiyut-kiyut ala remaja tapi nggak menye-menye, bisa lah baca buku ini buat hiburan dikala senggang.

Okay, selamat menikmati buku. Selamat menemukan hal-hal baru. 😊

No comments:

Post a Comment