Friday, December 22, 2017

One of Us is Lying - Satu Pembohong (Karen M. McManus)


One of Us is Lying (Satu Pembohong) - Karen M. McManus

"So, you're not perfect. So what? Welcome to the real world"
Selamat datang di Bayview High. Sekolah dimana setiap kamu melakukan kesalahan, pasti bakal ketahuan dan dipublikasikan besar-besaran ke semua murid di sekolah sampai jadi mimpi buruk buat hidupmu sendiri.

Oke. Buku ini bagus banget. Aku suka cerita yang dikemas sama penulisnya. Plot twist nya dapat. Setiap lembarnya buat penasaran, siapa sih sebetulnya pelaku nya?

Eh, ini buku tentang apa?
Ada yang meninggal.
Dan ada yang menjadi tersangka pembunuhan.

9 dari 10 buat aku.

Thursday, December 14, 2017

Ayat-Ayat Cinta 2 (Habiburrahman El-Shirazy)


Ayat-Ayat Cinta 2 - Habiburrahman El Shirazy


Sepanjang novel yang pernah aku baca, rasa-rasanya novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini deh yang konfliknya banyak bener. 

Iya. Coba aja baca (kalau nggak mau baca, mungkin sebentar lagi bisa ditonton di bioskop), konflik si pemeran utama yang masih dipegang oleh Fahri ini ada macam-macam. Kalau sebelumnya dia fokus pada konflik batinnya yang pilih Aisha atau Maria, tapi kalau ini, rumit.

Sorry to say, aku lebih suka Ayat-Ayat Cinta 1 dibanding yang kedua ini.

Untuk aku, kayaknya 8 dari 10.

Tuesday, December 12, 2017

Finding Audrey (Sophie Kinsella)


Finding Audrey - Sophie Kinsella



"Aku merasa seperti lambat laun keluar dari kabut dan menyadari hal-hal yang sebelumnya tak ku ketahui. Ucapan Dr. Sarah benar : semasa sakit, kau jadi terobsesi pada diri sendiri. Kau tak bisa melihat apapun di sekitarmu. Tapi kini aku mulai melihat sesuatu" (Hal. 222)

Sejauh ini, baca novel-novelnya Sophie Kinsella cuma yg series nya Shopaholic. Dan emang aku pribadi suka sama novel seriesnya itu. Kali ini, dia buat genre yang agak lebih ringan dan teenlit. Kayaknya poin ku 8 dari 10.

Saturday, December 2, 2017

Sheila - Luka Hati Seorang Gadis Kecil (Torey Hayden)


Sheila, Luka Hati Seorang Gadis Kecil - Torey Hayden


Baiklah, sebelumnya aku mau mengakui bahwa nyesel banget baru baca buku ini. Padahal sebetulnya aku udah pernah liat buku ini pas zaman aku SMP, di perpustakaan sekolah, tapi entah nggak tau kenapa belum ada tertarik sedikitpun, bahkan buat nyentuh dan baca-baca sinopsis di belakang buku pun nggak. Dan baru beberapa bulan yang lalu, nemuin buku ini di toko buku bekas langgananku, baru deh ada ketertarikan buat beli.


Baru dua minggu yg lalu aku mulai baca, baiklah, aku akuin ini salah satu buku non fiksi yang keren versi aku.


Poin nya? Kayaknya, 9 dari 10 sepertinya.

Monday, November 27, 2017

The Dinner (Herman Koch)




The Dinner - Herman Koch


Pas liat, ada komen "Gone Girl versi Eropa" dan lihat sinopsis di belakang bukunya, langsung tertarik buat beli.

Dan selesai baca, kok rasanya aku kurang dapet maksudnya apa ya ini buku.

Hmm, kayaknya 7 dari 10 deh.

Wednesday, November 1, 2017

Beautiful Malice (Rebecca James)



Beautiful Malice - Rebecca James


Kali ini mau mereview buku Beautiful Malice. Kebetulan aku nemu buku ini di toko buku bekas yang biasa aku datangin. Pertama liat covernya bikin penasaran dan baca sinopsis di belakang bukunya tambah pengen beli bukunya.

7.5 dari 10

Friday, October 20, 2017

P.S. I Like You (Kasie West)



P.S I Like You - Kasie West


"Seluruh kepura-puraanku harus berhenti saat aku memperhatikannya melipat kertasnya menjadi empat lalu menyelipkannya di bawah meja. Aku bergegas ke luar ruangan, tanpa menoleh lagi, sebelum ia melihatku" (hal. 156)

Jujur aja, baca buku ini serasa flashback, gimana rasanya naksir sama orang dan punya teman laki-laki di sekolah dan nyebelin maunya ngajak berantem terus, tapi lama-lama jadi saling suka.
#eh

Buku ini manis, simpel, keseharian remaja-remaja lah, karena aku sendiri yakin, pasti kalian-kalian pun pernah merasakan hal serupa.

8 dari 10 versi aku untuk genre romantis.

Wednesday, October 18, 2017

A Head Full of Ghost (Paul Tremblay)



A Head Full of Ghost - Paul Tremblay


Ini tentang buku A Head Full of Ghosts karya nya Paul Tremblay. Genre nya, misteri mungkin? Jujur aja, pertama niat beli karena disampul aja udah ada komentar dari Stephen King, "Membuatku Ketakutan Setengah Mati". Ternyata?

Buat aku sih nggak gitu-gitu amat.

Jauuuuh sangat dari ekspektasi, meskipun yaaa, dengan komentarnya Stephen King ekspektasi aku yaa bisa jadi 11-12 film-film yang dia buat.

7.5 dari 10 deh.

Padahal bukunya pemenang Bram Stoker's Award, penghargaan buat karya novel yang bergenre horor. 
Tapi aku nggak tau apa aku yang lemot, nggak paham plot penulisnya atau gimana , bacanya aja  agak-agak ngantuk. Di awal nggak ngerti ini maksudnya apaan. Mungkin rada tegangnya baru kerasa di akhir-akhir bab bukunya.

***

Tuesday, October 17, 2017

Rumah Cinta Hasan Al-Banna (Muhammad Lili Nur Aulia)



Rumah Cinta Hasan Al-Banna - Muhammad Lili Nur Aulia

"Keluarga Hasan Al-Banna telah memberikan hadiah yang paling indah dalam hidupku..." (Lathifah Husain ash-Shuli, Istri Hasan Al-Banna, Hal.49)
Dan rasa-rasanya, siapa sih yang tidak merasa "beruntung" dan "bahagia" bisa mempunyai suami atau ayah seperti sosok Hasan Al-Banna? 

Aku rasa, buku ini lebih menceritakan sisi Hasan Al-Banna sebagai suami dan ayah (dengan porsi lebih banyak menggambarkan sosok Beliau sebagai ayah) berdasarkan penuturan anak-anaknya, yaitu Sana dan Saiful Islam.

Dari segi isi bukunya, jujur, banyak banget hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran, terutama banget buat kaum pria, bagaimana sosok Hasan Al-Banna yang mungkin kita tahu cuma sekedar pemimpin dakwah Ikhwanul Muslimin tapi sesungguhnya, beliau juga sosok suami dan ayah yang luar biasa hebatnya.

Cuma aku pribadi ngerasa masih kurang (AHAHAHA). Rasanya aku pengen baca lebih banyak lagi tentang beliau dan yaaa mungkin emang maksud penulis membuat buku ini yaa batasan nya hanya sampai situ aja kali ya.

Overall, aku kasih nilai 7 dari 10. Tapi untuk pelajaran yang bisa diambil dari bukunya sendiri, ah rasanya semua yang ditulis bisa banget buat dijadiin ilmu parenting kita kelak jadi ayah dan ibu.

***

Monday, October 9, 2017

Sirkus Pohon (Andrea Hirata)



Sirkus Pohon - Andrea Hirata

"Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja. Begitu pesan ayah kepadaku" (Hal. 37)

Kalau kalian mencari bacaan dengan ending yang tak diduga-duga, ini salah satu nya.
Rasanya mau tepuk tangan kasih applause pas udah baca akhirnya ditambah kisah yang diceritakan di novel ini.

Aku sendiri nggak akan nyesel ngasih poin 9.5 dari 10. Atau mungkin sebaiknya ku kasih nilai 10?


***

Tuesday, October 3, 2017

Katarsis (Anastasia Aemilia)


Katarsis - Anastasia Aemilia


Fresh baru kelar aku baca nih. Untuk buku bertema Psikologi-Thriller karya penulis Indonesia, emang masih jarang banget yang bawa tema ini. 
Kebetulan aja nemu buku ginian di toko buku bekas yang biasa aku datangin. Liat aja covernya, simpel sih tapi sadis kan? Bocah megang boneka tapi kepala bonekanya lepas. Ancur.

Tapi ada poin-poin yang bikin aku harus nenurunkan penilaian sama buku ini.

7 dari 10. Maaf ya. Meskipun banyak yang bilang (liat gugel) ini bukunya bagus. 


***


Simpel sinopsis :


Ceritanya tentang perempuan bernama Tara Johandi. Dia diawal diceritakan selamat dalam kondisi kritis + trauma dari kasus pembunuhan di rumah pamannya, Arif Johandi. Arif sendiri dikabarkan koma. Sedangkan bibinya, Sasi Johandi dan bapaknya sendiri, Bara Johandi tewas meninggal. Beberapa hari sebelumnya, sepupunya, Moses Johandi juga tewas dengan badannya di mutilasi. Dan kebetulan ada pencuri buronan yang dicari polisi, yang terpantau ada ga jauh dari lokasi kejadian, dan justru mereka yang dituduh sebagai pelakunya.

Cerita selanjutnya sih seputar kejadian yang dihadapin sama si Tara ini. Dengan dibantu sama psikiaternya, dr. Alfons, dari yang tiba-tiba muncul paket berupa kotak perkakas (tempat dimana si Tara ini juga di umpetin pas kejadian pembunuhan di rumah pamannya itu), kucing yang baru ditemuin si Tara di jalan tiba-tiba mati dengan dicekik secara sadis, dan pembunuhan-pembunuhan lain dengan metode dan cara yang sama kayak dia alamin dan ditinggalin koin 5 rupiah di TKP nya.

Selain Tara, di ceritanya juga menggunakan Point of View (POV) orang lain, yang bernama Ello.

Jadi siapa yang ngelakuin ini semua? Apakah si Tara atau orang lain?


***

Alasan kenapa 7 dari 10?


Ada poin plus dan minus di buku ini.


Plus nya, berhubung ini buku psiko-thriller, aku akuin, ini buku sadis. Psikopat abis.
Ada 66 bab, tiap bab paling 3-5 halaman aja sih (bukunya juga ga tebal), mungkin karena itu juga, jalan ceritanya cepat banget. Nilai plus lagi buat orang yang ga suka cerita bertele-tele. To the point sama inti cerita.

Tiap kelar baca 1 bab, asli, emang bikin aku ingin berkata kasar, like, "gila", "sinting nih penulis", "psikopat nih tokohnya, pasti", dan kata-kata kasar pribadi lainnya (AHAHAHA). Dan penulis berhasil membangun tokoh psikopat kayak begitu.

Nilai plus lainnya, gaya bahasa nya yang bagus. Kenapa kubilang bagus? Untuk standar novel karya penulis indonesia, kayaknya baru kali ini yang gaya penulisannya kayak novel-novel terjemahan. Biasanya kan novel-novel indonesia pake nya gaya bahasa sehari-hari. Tapi ini nggak. Apalagi dia pakai POV orang pertama. 

Contoh : 
Kewarasan divonis tanpa menggunakan stetoskop, termometer, atau rontgen. Buatku itu sama sekali tidak masuk akal. Aku duduk di kasur. Berusaha sebisa mungkin mencari tahu cara berpikir si psikiater, meminjam buku-buku tebal dari perpustakaan manapun yang bisa kudatangi, buku-buku yang bila kutumpuk bisa mengantarku menyentuh langit-langit kamar. Itu tak cukup membantu. Bulan beriak di balik jendela. Panas mulai menengaruhiku, membuat benakku berkhayal yang tidak-tidak. (Hal. 51)

Dan ternyata, si pengarang juga kerja sebagai editor dan penerjemah di Gramedia. Baiklah.

Nilai plus lainnya,
Ending yang cukup baik untuk standar psiko-thriller. Pastinya gantung dan ada rasa-rasa creppy nya. Bikin orang ngerasa penasaran "terus dia gimana lagi akhirnya?"
Yang padahal, yaaa ga ada lanjutannya. Novel/film thriller pun kebanyakan juga punya ending yang gantung dan tetap buat deg-degan. Bagus sih.

  • Nilai minusnya? (Hela napas), berhubung aku suka banget yang berbau-bau psikologis, baca cerita ini terbayang hal-hal yang buat aku mikir, "ah masa sih? Aneh ah". Pertama, aku ga paham Tara ini sebenarnya kenapa. Alasan kenapa dia bisa se-psikopat itu bahkan dicerita nya semenjak dia masih 5 tahun-an, udah mulai bertingkah sadis, ini nggak dijelasin kenapa. Bayangin aja, 5 tahun udah nusuk ibu-ibu yang karena ngatain dia "anak nakal", itupun juga karena si Tara ini yang duluan dorong anaknya sampai berdarah. Sadis juga ya.

    Yang aku sempat ngeh, karena bapaknya Tara ini suka bersikap kasar sama Ibunya. Dan ibunya terlampau lemah untuk melawan kekerasan yang terjadi. Jadi dia benci banget sama orang tua nya, dan itu juga yang bikin dia benci namanya Tara (Tari dan Bara). Bahkan ibunya meninggal pun karena si Tara ini. Caranya? Baca aja bukunya. Gila deh.

    Tapi, buatku, what? Umur 5 tahun masa iya bisa segitu nya ah. Ngerti benci sama nama sendiri sampai segitunya. Cuma karena hal sepele, sakit hatinya sampai dendam sadis gitu. Tapi yaa entah juga sih. Bisa jadi emang orang yang punya trauma tersendiri punya efek hebat juga bahkan semenjak masih kecil. Cuma yaaa, meragukan aja.

  • Kedua, untuk tokoh satu lagi (di cerita ada pergantian POV, antara Tara dan Ello), Ello sendiri mungkin agak lebih jelas buatku kenapa bisa se-psikopat itu. Karena bapaknya pun psikopat jaman dulu dan itu bikin Ello juga "kepingin" kayak gitu juga (sepertinya). Kalau dia, sempat disinggung, punya penyakit Congenital Insensitivity to Pain (CIPA). Dia ga ngerasain sakit apapun dan suka melukai tubuhnya. Terus jadi obsesi sendiri, setiap ngeliat darah dia kayak senang, karena buat dia darah yang warna nya merah itu suci, murni, dan yaa pokoknya sadis lah nih orang. Tapi aku ga gau sebenernya, dari segi psikologis, apakah ada kaitannya langsung antara CIPA ini dengan psikologis manusia, cuma kalau dari cerita, sepertinya pengaruh bapaknya yang sadis juga.

  • I know, aku pernah nonton drama korea judulnya Voice, dan ceritanya si psikopat waktu kecil pernah liat bapaknya ngebunuh pegawainya (atau siapalah itu, suruhannya mungkin), dan itu ternyata berefek dia jadi sadis. Dimulai dari dia ngebunuh kucing dengan dipukul kepala si kucing gitu lah. Memang sih, psikopat hampir sebagian besar ada "kejadian" yang pernah dia alami atau dia lihat yang buat dia jadi begitu.

    Eh belum dijelasin negatifnya ya? Aku ngerasa nggak jelas sekali si Ello ini. Dia suka sama si Tara, tapi karena si Tara ini suka sebut nama dr. Alfons, dia cemburu dan sampai tega bunuh si Tara. Oke, bisa jadi cemburu. Tapi anehnya lagi, di awal diceritakan hubungannya sama bapaknya ini udah kayak ga nganggep "bapak dan anak" lagi, tapi kenapa cuma karena hal Tara dan Alfons ini dia jadi baikan segitu mudahnya dan kerja sama buat ngebunuh orang? Agak aneh menurutku sih.

  • Ketiga, peran dr. Alfons juga yang menurutku aneh. Ngapain dia bawa si Tara ke rumahnya segala buat tinggal, cuma karena si Tara ini udah ga punya siapa-siapa lagi? Kalau dia emang dokter, psikiater pula, harusnya kan yaa ada batasan antara dokter dengan pasien nya. Ntar jadi kayak Joker sama Harley Quinn versi kebalik dong (Apaan sih) 😐

    Keempat, balik lagi ke Tara, dia ini kenapa sih? Skizofrenia? Atau halusinasi biasa atau kesurupan? Dibeberapa bagian, kadang ditulis kalau dia melihat monster. Kayak bagian ini, 

    Dari celah dibawah pintu, ada sekelebat bayangan cepat yang melintas. Aku yakin itu bukan khayalanku karena monster buruk rupa yang biasa berkoak di sudut mataku, masih merentangkan sayapnya dan menempel lekat di langit-langit. (Hal. 227)

Aku jadi ingat pernah nonton film thriller barat, judulnya February, dan si pembunuhnya ini digambarkan kemasukan setan gitu. Jadi sadis dan ngebunuh orang. Entah si Tara kayak gini juga apa gimana.

  • Kelima, di bagian-bagian akhir, diceritakan tentang tukang kebun nya yang baru bekerja akhirnya dicurigai yang ngasih surat lewat kolong pintu kamar si Tara. Dan pas dicari polisi, tukang kebunnya udah nggak ada. Kabur. Ini apa orang yang beda atau sebetulnya si tukang kebun ini si Ello? Dan gantung aja itu part.

    Keenam (duh banyak ya), tapi ini yang bikin ga nyaman. POV nya cuuuy. Ga ada aba-aba pergantian POV antara Tara dan Ello. Karena dua-duanya pakai POV "aku", kadang pas lagi baca bab baru, aku ingin berkata kasar, "errr, ini ternyata bagiannya Ello", padahal bab sebelumnya masih bahas dengan POV si Tara.

    Ketujuh, aduh ada lagi sih. Tapi boleh lah satu lagi ya. Ini tentang si Arif Johandi. Aneh banget lah dia. Dia kan koma, masa bisa kabur dari rumah sakit tanpa ketauan siapapun dan ah banyak lah yang aneh.

    Sebetulnya, ini novel bagus karena jarang penulis indonesia bikin dengan tema ini. Meski banyak kekurangan, tapi kalau yang suka alur cerita sadis dan berdarah-darah, ini recommended (Hahaha. Psikopat lu, del). Karena diluar sana, banyak orang lain yang ngasih penilaian bagus bahkan sangat bagus buat buku ini.

    Overall, aku suka gaya bahasa mbak Anastasia Aemilia ini. Untuk gaya bahasa dalam konteks novel Indonesia, aku kasih nilai 9 dari 10.

    Ya ampun, maaf ya kalau spoiler sekali.

  • Oh ya, dari pemberian nama judul buku, jujur aja ini bikin penasaran. Karena pas liat, aku sendiri ga tau arti katarsis ini apa. Meskipun relevansi antara judul dengan ceritanya, justru aku kurang dapet. 😅

    Selamat menikmati buku. Selamat menemukan hal-hal baru. 😊

Tuesday, August 22, 2017

Big Little Lies (Liane Moriarty)



Big Little Lies - Liane Moriarty


Padahal udah ada drama series nya lho di HBO.
Jadi ceritanya, awal februari apa gimana gitu, waktu itu mau nonton tv, liat HBO, eh nayangin film judulnya Big Little Lies. Langsung ngerasa, "kayaknya gue pernah liat judul ini deh. Pernah nonton apa pernah download tapi belum ditonton apa gimana"

Udah ketonton 10 menit. Iseng ke kamar mau ambil buku baru yg belum dibaca, lagi pilih-pilih nemulah bukunya. Langsung ganti channel. 
Kalau ada bukunya, aku prefer baca buku dulu daripada nonton. Padahal bukunya udah dibeli dari kapan tau, cuma nggak dibaca-baca. AHAHAHA.

Daaan,

9 dari 10 buat buku ini.


***


  • Simpel Sinopsis :

    Ceritanya dimulai langsung kejadian seorang detektif namanya Sergeant Adrian Quinlan yang sedang menginterogasi orang-orang yang ada di tempat kejadian pembunuhan yg sekaligus acara semacam pesta khusus (malam kuis kalau di cerita) buat orang tua murid sekolah Pirriwee Public School. Kebetulan kegiatan ini diadakan setiap tahun.

    Tapi novelnya selang-seling menceritakan alur maju-mundur selain keadaan proses penyelidikan si detektif dan dimana awal perkenalan masing-masing "tokoh" dari hari pertama masuk sekolah anak-anaknya.

    Jadi sekolah Pirriwee Public School ini bisa dibilang sekolah yg "wah" deh. Biasanya orang tua muridnya pun yang kalangan elit semua. Sampai muncul wanita namanya Jane dengan anaknya namanya Ziggy yg ikut mendaftar masuk ke sekolah itu. Jane sendiri cuma single parent, biasa banget, gaya hidupnya standar, malah kalau dicerita nya nanny-nanny murid disana bahkan lebih modern gaya hidupnya dibanding si Jane ini.

    Tapi diawal hari pertama masuk sekolah, setidaknya si Jane ini diajak kenalan sama seorang ibu yg bisa dibilang punya ketenaran yg ga kalah penting dibanding ibu-ibu lain disana, namanya Madeline dengan anaknya bernama Chloe. Dan Madeline ini juga akhirnya mengenalkan Jane ke temannya yg namanya Caleste dengan dua anak kembarnya.

  • Hingga akhirnya, pas sekolah bubar, gurunya ngumpulin semua anak berserta orang tua nya. Seorang murid yg namanya Amabella kayak dibully gitu. Di cekik sampai membekas di lehernya. Nah, si guru ini ngasih kesempatan ke murid lain, siapa yg mau ngaku gitu lah, tapi ternyata ga ada yg mau ngaku. Sampai si guru nyuruh Amabella nunjukin siapa murid yg udah ngecekik dia. Amabella nunjuk ke Ziggy.

  • Jane sendiri yakin banget anaknya ga pernah berbuat jahat kayak gitu ke orang lain. Makanya dia ngebela anaknya di depan orang tua murid lainnya, dibantu sama Madeline dan Caleste. Tapi tetep aja ga ada yg mau percaya, bahkan ngelarang anak-anak
    nya untuk main sama Ziggy.

  • Ternyata tiap orang ada masalahnya masing-masing. Madeline yg ternyata sudah pisah dengan suaminya yg dulu dan nikah lagi dengan Ed, suaminya yg baru. Suaminya yg dulu punya anak juga dan sekolahnya juga barengan di Pirriwee ini, jadi kebayang lah yaaa konfliknya. Ditambah anaknya dari suami sebelumnya yg mulai beranjak dewasa, yg tingkahnya mulai mudah ngebantah dan sebagainya.

    Sedangkan si Caleste sendiri, dia super kaya. Suaminya sering pergi keluar negri untuk tugas kantornya. Tapi Caleste ini juga super duper nggak perhitungan lah. Dermawan banget. Cantik pokoknya sosok sempurna deh. Sayang, suaminya kadang suka "aneh" perilakunya. Kadang suka kasar, kadang juga baik ga ketulungan. Diam-diam si Caleste ini juga ga betah sama pernikahannya.

    Dan Jane? Yaa kayak tadi. Dia korban dari pria tidak bertanggungjawab yg baru ditemuinnya sehari. Hamil, dan lahirlah Ziggy. Kadang dia ngerasa putus asa karena berjuang sendiri, tapi untung masih ada orang tua nya yg sesekali ngebantuin dan nyemangatin dia. Terbantu juga sama Madeline dan Caleste. Ditambah kejadian yg dialamin anaknya, buat dia makin ngerasa terkucilkan. 
    Jadi betul kah si Ziggy ini yg bully Amabella? Terus siapa yg dibunuh dan yg ngebunuh sesuai awal cerita yg dicari detektif Quinlan?

    Baca gih. Kalau ga mau, yaa tonton aja. Download seriesnya. Dibikin jadi 3 apa 4 episode kalau ga salah.

***

Alasan kenapa pilih 9 dari 10

Baiklah, 
1. Meski pakai alur maju mundur, tapi nggak membingungkan. Kejadian yg berhubungan sama detektif nya, tidak terlalu di fokuskan di awal-awal cerita. Cerita tetap lebih fokus ke konflik antar tokohnya. Dan kalaupun balik lagi ke kejadian penyelidikan si detektif, justru part itu bikin tambah penasaran cerita selanjutnya kayak gimana.

2. Aku suka cara penulis menggambarkan setiap tokoh. Terutama Jane dan Madeline. Setiap baca part Jane, aku pribadi bisa ngebayangin gimana jadi orang tua single parent yg mengalami kejadian-kejadian yg berat. Setegar2nya si Jane ini, pasti ada saat dimana dia "butuh" orang lain.

Gitu juga dengan Madeline. Diawal cerita dia digambarkan salah satu ibu-ibu yg punya pengaruh lah di sekolahan. Tapi ternyata dia sendiri ga sekuat itu. Ada masalah tersendiri yg dia hadapi antara anaknya yg pertama dengan mantan suaminya.

Caleste juga, sesempurna apapun orang melihat dia, ternyata tetap ada masalah yg bahkan lebih besar dari yg dibayangkan atau bahkan ga pernah terbayangkan sama orang lain.

3. Aku bahkan nggak punya bayangan sedikitpun untuk nebak siapa yg dibunuh dan yg jadi pembunuh. Bahkan sekalipun aku coba ngintip bab akhir, nggak kebayang juga.
Kenapa? Si penulis pinter. Dia menceritakannya di beberapa bab menuju akhir. Jurus jitu buat orang yg kadang-kadang suka "ngintip" bab akhir.
Aku pun ngelakuin itu karena sumpah penasaran banget siapa yg kebunuh sih? Sama siapa yg jadi pelakunya. Karena setiap tokohnya punya "kemungkinan" buat kebunuh dan jadi pelaku.

4. Bertele-tele kah? Nggak. Karena setiap bagian ceritanya kayaknya penting. Konfliknya pun masing-masing nyambung satu sama lain. Makanya aku pun nggak ngerasa ada part yg seharusnya nggak perlu diceritakan.

5. Aku suka sosok Jane dan Ziggy. Terlepas dari Jane yg single parent tadi, tapi ada satu hal yg bisa aku dapetin dari Jane ini. Dia percaya banget sama anaknya. Dia percaya anaknya nggak salah, ga ngelakuin hal-hal yang jahat, selalu nyemangatin Ziggy disaat Ziggy dijauhin teman-temannya. Dan Ziggy yg tetap berusaha baik sama teman-temannya, tetap yakin dirinya ga salah, dan bagaimana antara keduanya ini yg saling nyemangatin satu sama lain. Aku suka mereka berdua.

6. Aku juga suka Madeline dimana dia jadi sahabat bukan sekedar ada mau nya doang. Tapi ketika Jane betul2 dijauhin orang tua murid apalagi sama ibunya Amabella, dia yg ngebela abis-abisan. Dia yg rela bantuin Jane saat Jane lupa buatin PR nya Ziggy disaat dia sendiri juga lagi ada masalah. Bagaimana dia bisa percaya anak pertama nya sekalipun anaknya akhir-akhir ini suka ngebantah dia. Bagaimana dia bisa ngendaliin rasa cemburu ke kehidupan mantan suaminya dengan istrinya yg baru dan yakin kalau suaminya yg sekarang jauuuuh lebih baik dibanding mantannya.

7. POV nya bagus. Aku nggak merasa terganggu dengan POV. Gaya bahasa juga bagus. Aku berasa kayak dengerin curhatan orang lain dan ikut ngerasain hal tersebut.

Ah pokoknya bagus. Kebetulan setelah baca aku juga udah nonton miniseries nya Dan jujur saja, aku juga suka liat versi visualnya. Nggak rugi nahan dulu buat ga nonton dan biar bisa dibaca dulu bukunya.

Selamat menikmati buku.
Selamat mendapat hal-hal baru. 😊

Monday, August 14, 2017

Just One Day (Gayle Forman)


Just One Day - Gayle Forman



Kayaknya ini buku udah lama terbit, tapi aku baru beli versi yang cetakan terbaru nya. 
8.7 dari 10 untuk novel bergenre fiksi-drama romantis.


Nggak ragu sih, pengarangnya Gayle Forman. Kayak aku kenal aja ya? Padahal juga baru tau berkat nonton film If I Stay yaaang sebetulnya aku juga udah baca buku nya. AHAHAHA.


***

Tuesday, August 8, 2017

Pulang (Tere Liye)



Pulang - Tere Liye


"Mau semuak apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sejijik apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi tanpa peduli apa perasaanmu. Kau keliru sekali jika berusaha melawannya, membencinya, itu tidak pernah menyelesaikan masalah. Kembalilah. Pulang kepada Tuhanmu."

Baiklah. Aku memang salah satu tukang baca yang suka menikmati tulisan-tulisan Tere Liye. Termasuk novel Pulang ini.

8.7 dari 10 versi saya.

***

Monday, August 7, 2017

In The Dark - Dark Wood (Ruth Ware)

In A Dark, Dark Wood - Ruth Ware

Hola!!!

Kali ini aku mau bahas buku In The Dark - Dark Wood karya Ruth Ware terbitan Bentang Pustaka.
Rate versi ku : 8.2 dari 10.

Tadinya mau 8.5, tapiiii berhubung di tengah bacaan, aku ngeh part yg bikin aku yakin pelaku sebenarnya adalah si X, jadi ga surprise lagi.

P E M B U K A A N

Hai!!!

Aku tahu, banyak yang sudah buat blog sejenis kayak gini. Dan justru karena mereka-mereka yang sudah buat ini lah yang bikin aku jadi "mau juga ah" buat blog ini. Bahkan sejujurnya, aku doyan baca udah lamaaaa banget. Jangan tanya lah tepatnya kapan, pokoknya dari jaman SD pun aku udah doyan baca. Tapi mulai koleksi buku (entah ya, aku lebih suka punya bukunya dibanding pinjam orang atau di tempat lain hanya untuk sekedar numpang baca) mulai sejak aku selesai kuliah. Ketahuan banget baru punya duit buat mulai beli buku pakai uang sendiri (AHAHAHA).

Niatan pribadi sih, sengaja bikin blog ini semata-mata buat media aku sendiri yang doyan baca dan abis itu kayak di-review versi sendiri. Sekalian aku bisa mantau, udah berapa buku yang kubaca selama ini. Berhubung ini juga blog baru kubuat (catat, Agustus 2017), jadi mungkin yang ku review pun bakalan kebanyakan buku-buku baru dibanding buku-buku lama. Meskipun nggak mustahil juga nanti aku selipin buku-buku yang udah lama aku baca (kalau ada niatan).

Oh ya, aku lebih senang lagi kalau ada pengunjung blogku yang juga ikutan baca review aku dan kasih pendapat tersendiri setelah baca buku yang dimaksud.

Satu lagi, aku paham dan sekaligus ngasih tahu kalau diriku sendiri bukan "ahli" komentarin buku-buku karya orang. Aku juga nggak paham hal-hal teori mengenai kesusastraan. Jikalau hasil review yang aku buat, murni dari seorang yang abis baca buku terus ngasih tanggapan dari apa yang udah dia baca. Jadi nggak maksud buat lebih sombong sok paham dan sebagainya.

Nah, kayaknya ga perlu panjang lebar. Karena aku bikin blog ini juga buat bahas buku, bukan buat bahas aku nya. AHAHAHA.

Oke, selamat menikmati buku.Selamat menemukan hal-hal baru.